Apakah Orang Katolik Menyembah Maria?
“In periculis, in angustiis, in rebus dubiis, Mariam cogita, Mariam invoca..Ipsam sequens, non devias; ipsam rogans, non desperas; ipsam agnitans, non erras,; ipsa tenete, non currius; ipsa protegente, non metuis; ipsam duce non fitigaris; ipsa propiti, pervenis” --St. Bernardus
Bunda Maria selalu memiliki tempat istimewa di hati umat Katolik. Ia menjadi ibu yang senantiasa memberi waktu, hati, dan telinga bagi setiap anak yang datang padanya. Karenanya, Bunda Maria bukan hanya ibunda Yesus Sang Juru Selamat, melainkan Bunda Segala Bangsa, Bunda Semua Umat Manusia.
Di Jawa, orang menyebut Maria sebagai Dewi Maria. Bagi orang Jawa, Dewi adalah sapaan pada pribadi luhur dan dihormati. Ia selalu menjadi lambang kesuburan, kehidupan, sekaligus pengharapan. Sementara di Flores, Bunda Maria disebut Ine. Ine berarti Ibu. Ungkapan bahwa Maria adalah ibu merupakan ungkapan yang lahir dari kedalaman relasi. Maria memiliki tempat yang spesial di hati. Tempat bagi setiap anak datang mengadukan segalanya: kegagalan maupun keberhasilan, kegembiraan maupun kesedihan.
Dengan kata lain, berdoa kepada Bunda Maria selalu membawa seseorang merasa berada dalam pelukan hangat kasih seorang Ibu. Ibu yang memberi rasa nyaman, kedamaian, dan ketenangan. Karenanya tidak mengherankan apabila segala yang berkaitan dengan Bunda Maria begitu akrab di tengah umat, mulai dari Doa Rosario, Novena Tiga Salam Maria, Ziarah Gua Maria, dan segala bentuk devosi lain. Semua itu adalah tanda bahwa Bunda Maria memiliki tempat yang istimewa di tengah umat. Dengan demikian, benar perkataan St. Bernardus di awal tulisan ini: dengan dan bersama Maria, kita dikuatkan dan dimampukan dalam menghadapi badai dan arus kehidupan.
Bunda Maria di Mata Umat Beragama Lain
Bagi saudara kita non-Katolik, tentu tidak mudah untuk memahami arti dan peran Bunda Maria. Meski demikian, mereka tentu sadar bagaimana peran Bunda Maria bagi umat Katolik.
Orang Katolik sering dituduh menyembah berhala karena dianggap menyembah patung. Padahal lagi-lagi, yang disembah bukanlah patung sebagai sebuah benda mati, melainkan pribadi yang direpresentasikan oleh patung tersebut. Patung adalah tanda yang membantu umat untuk sampai pada Tuhannya.
Lebih jauh, ada yang menyebut bahwa orang Katolik melakukan penyembahan berhala. Tuduhan ini lahir dari tafsiran atas Kitab Keluaran 20:4-5; "Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku."
Mengutip W. Gunter Plaut dalam The Torah A Modern Commentary (1981), dikatakan bahwa Allah melarang pembuatan patung menyerupai apapun yang tujuannya untuk disembah. Karenanya, larangan membuat patung harus dipahami dalam kesatuan larangan menyembah patung. Perlu diketahui bahwa larangan pembuatan patung untuk disembah itu adalah kebiasaan bangsa-bangsa kafir yang membuat patung-patung yang kemudian disembah sebagai dewa-dewi. Itulah berhala karena menjadikan pribadi selain Allah sebagai allah baru.
Gereja Katolik tidak pernah membuat patung Yahweh (Allah Bapa) yang tidak kelihatan itu. Karenanya tidak ada patung Yahweh. Yang dibuat hanyalah patung Yesus Kristus. Dia memang Allah tetapi sejauh menjelma menjadi manusia, Dia bisa kita gambarkan sebagai manusia, tetapi bukan untuk disembah patungnya. Begitu juga dengan patung Bunda Maria dan para kudus. Yang dikutuk dalam Roma 1:18-25 misalnya, adalah penyembahan berhala sebagai ganti penyembahan kepada Tuhan pencipta.
Mardi Atmadja dalam bukunya Maria Sang Nabi (2003), menuliskan bahwa penghormatan umat Katolik terhadap Bunda Maria tidak dapat diterima dan dipahami oleh orang beragama lain karena hal ini berkaitan dengan iman dan ajaran iman. Iman dan ajaran iman tidak dapat begitu saja dijelaskan kepada orang yang tidak mempercayai atau berbeda caranya.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa ada gejala menarik, yakni semakin banyak orang dari gereja Non-Katolik atau agama lain yang melakukan ziarah ke Lourdes, Fatima, Benneaux, Guadalupe, atau di Sendangsono, Jawa Tengah. Bunda Maria semakin menjadi bahan pembicaraan – “enteng ataupun berat” – di segala lapisan pertemuan antar Gereja.
Benarkah Orang Katolik menyembah Bunda Maria?
Para teolog Katolik membedakan beberapa lapisan penghormatan, yang dalam tradisi kerap memakai istilah Yunani. Pertama latria, yaitu penyembahan, yang khusus diperuntukkan bagi Allah. Itu berbeda dengan kedua, hyperdulia (kebaktian) yang diberikan kepada Bunda Maria. Ketiga, dulia (penghormatan) yang disampaikan kepada orang kudus lain (bdk. Maria Sang Nabi, 50).
Dalam hal ini, jelas bahwa tuduhan bahwa orang Katolik itu menyembah Bunda Maria tidaklah benar. Sebab, yang disembah orang Katolik adalah Allah. __Bunda Maria itu dihormati, bukan disembah. Bunda Maria istimewa karena Bunda Maria adalah ibu Yesus, ia tokoh penting bagi sejarah keselamatan umat Kristiani. __
Alan Schreck dalam Catholic and Christian: An Explanation of Commonly Misunderstood Catholic Beliefs (1844) menuliskan, orang Katolik menghormati (honor) dan melihatnya sebagai ibu dalam iman, tetapi tidak menyembah (worship) Bunda Maria atau berdoa kepada Bunda Maria sebagaimana berdoa kepada Tuhan. Menyembah itu hanya untuk Allah. Orang Katolik percaya bahwa dengan perantaraannya (intercession) akan membawa rahmat dan belas kasih Tuhan yang besar. Ini dikarenakan hubungannya yang spesial dengan Yesus, bukan karena dirinya sendiri (her own merits). Hal yang sama pula dengan penghormatan kepada para kudus.
Selain ada tuduhan bahwa orang Katolik menyembah Bunda Maria, tuduhan juga berlanjut. Orang Katolik juga dituduh menyembah patung. Tuduhan ini menjadi benar jika yang disembah adalah patung dan menjadikan patung itu adalah Allah. Padahal, orang Katolik itu hanya menyembah Allah. Dan patung-patung seperti patung Yesus, Maria, dsb, adalah sarana agar umat semakin mampu mengarahkan hati pada Allah. Yang disembah adalah orang yang digambarkan dalam patung itu, bukan patung itu sendiri.
Kita ambil contoh Devosi kepada Bunda Maria. Neuner dan Dupui dalam The Christian Faith in the Doctrinal Document of the Catholic Church (1982) menuliskan bahwa devosi kepada Bunda Maria adalah jawaban orang beriman atas peran Bunda Maria dalam rencana keselamatan ilahi (bdk. sejarah Gereja, Devosi kepada Bunda Maria ini dibela oleh Konsili Nikaia II (787, jauh sebelum zaman Reformasi tahun 1517 dan seterusnya) yang mengizinkan gambar/patung boleh menjadi sarana menghormati dia yang digambarkan. Dengan kata lain patung adalah alat peraga atau simbol, ataupun tanda yang dipakai umat untuk semakin dekat dan mengarahkan diri pada Allah).
Di lingkungan Katolik juga terdapat banyak sekali lukisan mengenai Bunda Maria dalam segala bentuknya. Ini terjadi karena umat Katolik sangat menghormati Bunda Maria dan membawa iman dalam segala segi hidup. Bunda Maria dihormati bersamaan dengan penghormatan kepada Kristus. Sebab, pengaruh Bunda Maria berasal dari kelimpahan jasa-jasa Kristus, bertumpu pada perantaraan-Nya, bergantung sekali pada-Nya, dan menimba kekuatannya dari pada-Nya.
Pidyarto Gunawan dalam Umat Bertanya Rm. Pid Menjawab (2000), memberikan jawaban yang gamblang bahwa orang Katolik tidak menyembah patung. Mengapa? Karena fungsi patung mirip dengan foto orang-orang yang dikasihi, entah yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Orang suka memajang atau menyimpan foto-foto tersebut di dompet agar orang merasa lebih dekat dengan sosok di foto tersebut. Fungsi patung juga mirip bendera. Bendera melambangkan suatu bangsa. Karenanya, menghina bendera dianggap sama dengan menghina bangsa pemilik bendera tersebut.
Patung-patung dalam di Gereja Katolik pun dimaksudkan untuk memudahkan ingatan kita pada pribadi yang digambarkan patung itu. Kita bisa saja membuat patung-patung itu dari Gereja Katolik. Akan tetapi, kalau orang merasa tertolong dengan adanya patung, mengapa dibuang? Karena orang menghormati pribadi yang digambarkan oleh patung itu, tentu saja orang Katolik memperlakukan patung-patung itu secara terhormat. Hanya saja perlu diperhatikan, praktek berlebihan dari umat Katolik terhadap patung, misalnya mencium, dan sikap berlebihan lainnya memberi kesan kepada orang luar bahwa kita menyembah patung.
Pada akhirnya perlu ditegaskan sekali lagi bahwa pertama, umat Katolik tidak menyembah Bunda Maria. Yang disembah adalah Allah saja. Bunda Maria itu dihormati. Devosi dan segala bentuk kebaktian kepada Maria adalah bentuk usaha umat yang menunjukkan rasa hormat dan cinta pada pribadi yang berperan besar dalam sejarah keselamatan kita.
Kedua, umat Katolik itu tidak menyembah patung. Yang disembah adalah orang yang digambarkan dengan patung itu. Patung adalah sarana yang membantu umat semakin dekat pada pribadi yang ada di balik patung tersebut. Dengan kata lain, patung itu sarana membantu umat untuk semakin dekat pada pribadi yang diimani.
Meski demikian, pertanyaan itu akan selalu relevan manakala umat Katolik hanya fokus pada keindahan patung saja dan lupa pada pribadi yang sebenarnya.
Terlepas dari semua itu, marilah kita terus mendekat dan akrab pada Bunda Maria. Sebab Bunda Maria adalah ibu kita. Hal ini jelas pada pesan terakhir Yesus sebelum wafat di kayu salib, “Ibu inilah anakmu!” dan “Anak, inilah ibumu!”(Yoh 19:26-27).
Semoga kita menjadi anak-anak yang mampu membuat ibu Maria tersenyum, ya, Sobat YOUCAT!
*Note: Dalam bahaya, dalam kesesakan, dalam kebimbangan, pikirkanlah Maria, berserulah kepada Maria…Bila mengikutinya, kamu tidak akan salah langkah; bila meminta kepadanya kamu tidak akan putus asa; bila memikirkannya, kamu tidak akan tersesat; bila ia menuntunmu, kamu tidak akan jatuh; di bawah perlindungannya kamu tidak perlu merasa takut; dalam bimbingannya kamu tidak akan kelelahan, bila ia berkenan kepadamu kamu akan mencapai akhir peziarahanmu. *
Pengajaran Dasar Bunda Maria
Maria adalah seorang perawan yang tinggal di Nazaret, daerah Galilea. Yoakim dan Anna adalah nama ayah dan ibunya. Sebagai seorang Yahudi Maria sangat mengharapkan kedatangan sang Mesias, yaitu Juruselamat dunia. Dalam kehidupan Geraja Katolik, Bunda Maria merupakan sosok pribadi yang mempunyai tempat sungguh istimewa. Gereja Katolik sangat menghormatinya, sehingga dapat kita lihat, begitu kuat Devosi terhadap Bunda Maria.
Penghormatan ini dilakukan oleh Gereja
Dimana Letak keistimewaan Bunda Maria?
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk 1:26-38)
Dari perikop diatas kita mengetahui, bahwa dengan penuh iman dan penyerahan diri secara total kepada penyelenggaraan ilahi, Bunda maria berani menjawab panggilan Allah.
Dalam perjalanan Hidupnya Bunda Maria mempunyai relasi yang sangat mesra dengan Putranya Yesus Kristus, sejak ada dalam kandungan serta sampai wafat-Nya, karena ia telah dipilih oleh Allah menjadi Bunda Allah. Lewat kedekatan relasi inilah yang menjadikan Gereja katolik memppunyai keyakinan bahwa Maria sungguh-sungguh istimewa, baik dihadirat Allah maupun manusia.
lewat perjalanan sejarah Gereja dalam bimbingan Roh Kudus, lewat berbagai konsili Nicea, Konsili Efesus, konsili Kalcedon menetapkan bahwa Yesus sebagai Anak Allah, yang memang sungguh-sungguh Allah oleh karena sehakikat dengan Bapa, menjadi daging, menjadi manusia begitu rupa, sehingga Ia adalah Allah dan manusia (secara serentak), namun tetap satu.
Karena Yesus adalah benar-benar Allah, maka ibu Yesus menjadi ibu Allah. Istilah "Mater Dei" (bahasa latin) yang artinya Bunda Allah, mulai disebut pada abad ke IV
Link terkait mengenai Bunda Maria
[Materi Pengajaran Dasar] [Maria sebagai pola hidup orang beriman P. Josep Susanto Pr ] [Maria sebagai Tabut perjanjian, Maria dikandung tanpa Noda dosa (Immaculata) dan Maria diangkat ke Surga] [Gelar Bunda Allah] [Maria Harapan & Hiburan Umat Allah] [Gelar Maria Sebagai Penebus Serta] [Artikel mengenai Bunda Maria ]
Lourdes adalah tempat ziarah Santa Maria yang terkenal di dunia karena di situlah membaur ibadat liturgi resmi dengan berbagai devosi umat beriman dan terjadi banyak keajaiban yang terdokumentasikan dengan baik serta pertobatan-pertobatan yang mengagumkan.
Para Paus mendukung Lourdes serta devosi yang mulanya timbul di situ karena penampakan-penampakan Santa Maria kepada Santa Bernadette pada tahun 1858.
Bunda Maria yang terberkati, Bunda dari Sang Penyelamat Yesus Kristus, kami datang kepadamu dengan mengandalkan belas kasihmu. Kami juga menyesali dosa-dosa kami di masa lalu. Karena kami tahu bahwa Engkau mendapat kuasa dari Allah, maka kami mohon pertolongan dalam ujud kami ini [sebutkanlah permohonan Anda]. Kami yakin engkau akan meneruskannya kepada Putramu, untuk mendapatkan rahmat itu serta apa yang kami perlukan, juga rahmat untuk hidup meneladani engkau. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Setelah doa diatas, kemudian dilanjutkan dengan doa di bawah ini, berurutan dari hari ke hari. Setelah nya, doa bisa diakhiri dengan menyampaikan permohonan atau ujub novena.
Ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur” (Yoh 2:3)
Bunda yang terberkati, karena engkau memintanya, Tuhan kami melakukan mukjizat-Nya yang pertama pada pesta perkawinan di Kana. Tolonglah ajukan ujudku kepada-Nya seperti engkau pernah melakukannya untuk pasangan pengantin Kana.Dengan rasa terima kasih, kami berjanji hidup baik, menghindari dosa dan lebih tekun berdoa untuk memuliakan Putramu dan menghormati engkau. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
” … dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri …” (Luk 2:35)
Bunda yang sangat berbelas kasih, dalam kehidupanmu engkau tidak asing dengan kedukaan. Dengan mengingat-ingat dukamu itu, kami memohon sudilah engkau menjadi perantara kami.Dengan rasa terima kasih, kami berusaha untuk meneladani engkau, meneladani kesabaran dan kepercayaanmu pada Allah, ketika mengalami pencobaan dan kesulitan hidup. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
“Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami?” (Luk 2:48)
Bunda yang mengasihi kami, engkau tidak mengerti jalan Allah; kami pun demikian. Datanglah kepada kami dan tolonglah kami sekarang, dan tolonglah semua orang yang percaya akan kebaikan Allah. Dengan rasa terima kasih, kami berusaha, dengan bantuanmu, untuk menyimpan di hati kami kata-kata dan teladan Yesus, serta menuruti perintah-Nya. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
“Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar” (Luk 1:53)
Bunda yang paling bijaksana, Tuhan telah membalas imanmu dengan rahmat melimpah. Dalam kebaikanmu, anggaplah ujud kami ini sebagai ujudmu sendiri. Kami percayakan persoalan kami ini ke dalam tanganmu, agar kami bersukacita karena pertolonganmu itu. Dengan rasa terima kasih, kami berusaha untuk berlaku rendah hati dan murni, meneladani kebajikan-kebajikanmu. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
” … jadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38)
Bunda yang paling taat, walaupun engkau merasa takut dan ragu-ragu, engkau membuktikan ketaatanmu kepada kehendak Allah. Semoga itu pun terjadi pada kami, supaya dengan bantuanmu, kami juga pasrah kepada Allah dalam ketakutan dan keresahan kami. Dengan rasa terima kasih yang tulus, kami akan berusaha untuk menjadi hamba yang setia dan taat kepada Putramu, Penyelamat kami. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
“Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (Luk 1:48)
Perawan dan Bunda yang terberkati, Tuhan telah membalas kesetiaanmu dengan membuat keturunan manusia menyadari kuasamu. Tolong datanglah kepada kami dan perlihatkan lagi kuasamu secara baru. Bunda yang berbelas kasih, kami akan selalu melambungkan pujian akan kebaikanmu dan berterima kasih kepadamu, dengan menaati hal-hal dari Allah. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu” (Yoh 19:27)
Perawan yang paling berduka, engkau berdiri dekat Putramu ketika Dia menderita di kayu salib. Demi rasa pedihmu saat itu, kasihanilah kami ini, dalam kesusahan kami. Tolong mohon kepada Putramu, Sang Juru Selamat, untuk mengabulkan permohonan kami ini. Bunda pengasih, dengan bantuanmu yang tak akan pernah gagal, kami akan selalu dekat dengan engkau dan salib Kristus. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. (Mat 2:11)
Maria, Bunda yang mulia, di tempat yang mulia dekat takhta Allah, ingatlah akan kesulitan dan permohonan kami. Tolonglah, sebutkan itu kepada Putramu yang Ilahi; demi engkau Dia akan mengabulkan permohonan kami. Bunda yang penuh perhatian, kami akan menunjukan rasa terima kasih kami dengan mengikuti teladanmu dan meniru kebajikanmu. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. (Why 12:1)
Bunda yang sangat mulia, engkau selalu bersama Putamu. Berbicaralah dengan-Nya tentang kebutuhan-kebutuhan kami yang mendesak. Putramu pasti tidak akan menolak permohonanmu. Berkat bantuanmu yang terus-menerus, semoga kami selalu dekat padamu dan Putramu. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Bunda Maria adalah pribadi yang begitu dihormati oleh Gereja Katolik dan dinobatkan sebagai Bunda Gereja. Bunda Maria diakui dan dihormati sebagai Bunda Allah dan Penebus. Ia dianugerahi karunia serta martabat yang amat luhur, yakni menjadi Bunda Putera Allah, maka juga menjadi puteri Bapa yang terkasih dan kenisah Roh Kudus. Karena anugerah rahmat yang sangat istimewa itu ia jauh lebih unggul dari semua makhluk lainnya, baik di surga maupun di bumi.
Bunda Maria pun menerima salam sebagai anggota Gereja yang unggul dan sangat istimewa, pun juga sebagai pola-teladannya yang mengagumkan dalam iman dan cinta kasih. Teladan Bunda Maria tampak bukan hanya pada saat dirinya dipilih Allah sebagai perawan yang melahirkan sang Juruselamat, akan tetapi juga tampak dalam seluruh pemberian hidup bunda Maria kepada dunia. Keteladanan bunda Maria senantiasa relevan bagi kita, kaum muda. Mari kita merefleksikan keteladanan bunda Maria bagi kaum muda.
Reaksi Maria dalam menerima kabar gembira
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Dalam potongan perikop injil Lukas diatas, kita dapat merasakan bagaimana reaksi Bunda Maria terhadap orang asing yang ternyata merupakan malaikat pembawa kabar karunia. Tidak ada reaksi berlebihan seperti meloncat atau langsung menolak karena takut akan munculnya orang asing. Maria yang terkejut justru memilih untuk diam dan tetap tenang. Dia memilih berusaha memahami keadaan yang terjadi dengan imannya. Perawan dari Nazaret itu sejak saat pertama dalam rahim dikaruniai dengan semarak kesucian yang sangat istimewa. Maria menerima salam malaikat pembawa warta dengan sebutan “penuh rahmat”. Kepada utusan dari surga itu ia menjawab: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk. 1:38). Demikianlah perawan Maria menyetujui sabda ilahi, dan menjadi Bunda Yesus. Dengan sepenuh hati yang tak terhambat oleh dosa mana pun ia memeluk kehendak Allah yang menyelamatkan. Maria membaktikan diri seutuhnya sebagai hamba Tuhan dan mengabdikan diri kepada misteri penebusan Ilahi.
Reaksi perawan Maria terhadap kedatangan kabar mengejutkan yang dibawa oleh orang asing, begitu tenang. Maria tetap mendengarkan malaikat itu berbicara mengenai karunia yang Ia dapatkan. Lantas bagaimana hal ini dapat dikaitkan dengan kondisi saat ini dimana teknologi semakin canggih, dan akses informasi begitu mudah diakses? Ketenangan Maria dapat menjadi contoh bagaimana sikap kita dalam menerima segala jenis informasi atau berita bisa diakses dengan cepat terutama informasi-informasi tersebut terkadang bisa memprovokasi kita. Banyak dari para kaum muda saat ini langsung bereaksi dengan berkomentar nyiyir dan menjatuhkan tanpa tau cerita yang terjadi sebenarnya.
Sebagai orang muda Katolik, kita diajak untuk mencontoh sikap Bunda Maria dalam menerima sebuah informasi, yaitu dengan diam terlebih dahulu dan belajar memahami keadaaan dan informasi yang sebenarnya. Kita jangan cepat terhasut oleh pemberitaan yang kenyataanya tidak benar atau bisa dikatakan hoax.
Seperti pesan Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-55 pada 16 Mei 2021, Paus mengajak para junalis dan pengguna sosial media untuk kembali kejalan yang benar. Artinya, kita diajak untuk tidak reaktif menyebarkan berita yang kita tidak tau kepastiannya, melainkan reflektif dengan “datang dan lihatlah”. Kita harus mengecek dan memverifikasi secara lebih mendalam apakah berita yang kita sebar sesuai di lapangan atau tidak. Hal ini tentu akan membawa kita menjadi pewarta kabar berita yang baik dan bisa membantu menyelesaikan salah satu tantangan dunia ini.
Peran bunda Maria dalam mukjizat pertama Yesus
Teladan Bunda Maria juga bisa kita lihat dari kedekatan relasi yang dia jalin bersama Yesus putranya. Kita bisa melihatnya pada kisah pernikahan di Kana saat Yesus membuat mukjizat-Nya yang pertama (Yoh 2:1-11).
Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh 2 : 3 – 5)
Kutipan perikop injil Yohanes di atas menunjukan bahwa di balik penyataan bunda Maria kepada Yesus, tersirat kedekatan relasi seorang ibu kepada anaknya. Bunda Maria sangat mengenal Yesus, dan percaya bahwa Yesus mampu membuat mukjizat. Dari sanalah terjadi mujizat Yesus yang pertama yaitu berubahnya air menjadi anggur. Kisah tersebut menunjukkan relasi yang sangat dekat antara bunda Maria dan Yesus.
Bagi kita, para kaum muda, ada masa dimana kita mengalami keterpurukan dan kesulitan di dalam hidup. Disaat tak ada lagi orang yang membantu, satu-satunya tumpuan dan batu karang yang bisa kita pegang hanyalah Tuhan Yesus Kristus Sang Juruselamat. Sebagaimana teladan bunda Maria, kita berdoa meminta pertolongan kepada Tuhan. Meskipun doa kita belum tentu langsung dijawab oleh-Nya, kita wajib tetap percaya dan menunggu. Seperti yang dilakukan bunda Maria, walaupun Yesus berkata “ini belum waktunya”, namun Bunda Maria tetap percaya bahwa Yesus akan melakukannya. Kita mungkin akan bertanya-tanya mengapa doa kita belum terjawab, atau kita berpikir mungkinkah Tuhan tak lagi sayang kepada kita. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya kita meneladani sikap bunda Maria, yakni tetap percaya dan setia kepada rencana Tuhan walaupun terkadang rencananya sulit dimengerti dan sulit kita terima dalam kacamata kita sebagai manusia.
Bunda Maria yang berkedudukan sebagai seorang ibu, tidak serta-merta memaksakan kehendaknya kepada Yesus padahal hal tersebut bisa saja dilakukannya. Bunda Maria justru memilih memposisikan dirinya sebagai hamba dan murid Yesus dan menuruti setiap perintah-Nya. Sungguh sikap ketaatan dan kerendahan hati yang sangat luarbiasa dan patut diteladani. Karena pada akhirnya Yesus akan menjawab doa setiap umat-Nya, pada waktu yang tepat. Begitu pula dengan kita, sebagai orang muda yang begitu dikasihi oleh Tuhan, kita perlu bercermin dari kepasrahan bunda Maria.
Dalam penderitaan hingga wafat Yesus di salib, bunda Maria merelakan Sang Anak yang begitu ia cintai. Bunda Maria pun mengalami duka dan penderitaan yang begitu mendalam. Namun, di tengah duka yang ia hadapi, di tengah penderitaan dan kehilangan yang ia alami, bunda Maria tetap teguh pada imannya akan rencana Tuhan. Kita pun perlu meneladani keteguhan iman bunda Maria ketika dia harus mengalami penderitaan yang begitu dahsyat, dan ketika harus mengalami duka kehilangan Sang Putra yang begitu ia cintai demi rencana Tuhan. Di dalam keterpurukan, kita perlu berpegang teguh pada iman kita, pada rencana Tuhan yang lebih besar daripada rencana kita. Kita harus setia dan percaya bahwa Tuhan begitu mencintai kita umatNya dalam keadaan suka maupun duka hidup kita. Bunda Maria mengajarkan bahwa penderitaan yang dialaminya merupakan jalan rencana karya keselamatan bagi banyak orang. Sikap inilah yang patut kita contoh dan kita imani sebagai generasi muda Katolik penerus Gereja.
Semoga kita semakin dikuatkan dan diteguhkan dalam iman, terutama dalam menghadapi masalah dan gejolak kehidupan yang terjadi saat ini. Kita harus menjadi anak-anak muda yang ambil bagian dalam karya keselamatan yang telah Tuhan sediakan bagi kita dan bagi orang-orang di sekeliling kita.
Youtube Channel : Bible Learning with Father Josep Susanto
Ketika Gereja merayakan berbagai peringatan kepada Bunda Maria, ada banyak pertanyaan yang muncul. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya lahir dari keingintahuan kita tentang gadis desa yang beroleh rahmat luar biasa dari Allah.
Kok bisa ya gadis desa yang miskin dan dipandangan rendah oleh bangsa lain tapi bisa mendapatkan karunia sebesar itu?
Memang benar! Bunda Maria termasuk kaum Anawin. Siapa kaum Anawim? Mereka adalah orang-orang yang miskin, rendah di mata masyarakat, dan mendapatkan ketidakadilan. Inilah yang membuat orang terus ingin tahu tentang ibu yang kisah jarang dibahas dalam Alkitab.
Ada juga pertanyaan lain tentang Bunda Maria. "Mengapa Gereja Katolik memberikan tempat istimewa bagi Bunda Maria, salah satunya dengan banyak gelar dan berbagai peringatan kepada Bunda Maria? Bukannya yang memberikan keselamatan adalah Tuhan Yesus. Apakah mereka juga menyembah Bunda Maria?
Jawabannya sederhana, biasanya penghormatan diberikan kepada orang yang istimewa atau orang yang memiliki peranan besar dalam kesuksesan sebuah misi atau pekerjaan. Bagi Gereja Katolik, keselamatan manusia tidak terlepas dari peranan Bunda Maria. Gereja memberikan banyak gelar dan penghormatan kepada Bunda Maria. Salah satunya yang dirayakan pada hari ini tanggal 8 September.
Hari ini Gereja seluruh dunia merayakan "Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria". Pesta ini sesungguhnya menunjukkan betapa Gereja mengasihi dan menghormati Bunda Maria sebagai wanita yang punya peranan besar di dalam karya keselamatan Allah. Sehubungan dengan pesta ini mungkin terlintas dalam benak kita pertanyaan berikut: "Landasan pemikiran apa yang melatarbelakangi pesta ini?
Bunda Maria adalah orang pilihan Allah sejak dalam kandungan ibunya. Ia dipilih secara khusus dari semua perempuan Israel untuk melahirkan Tuhan Yesus. Kalau dipilih secara khusus berarti dalam hal dosa, ia juga boleh dikatakan tidak berdosa? Betul. Bunda Maria tidak berdosa. Ia memang dilahirkan sama seperti manusia tetapi tidak melakukan dosa. Bahkan Gereja juga memberikan hari khusus untuk merayakan tanggal di mana Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa.
Perhitungannya sederhana. Kapan gereja memperingati tanggal tersebut? Perhitungannya sederhana. Biasanya sebagai manusia normal, seseorang akan berada dalam kandungan selama 9 bulan. Jika Bunda Maria lahir pada tanggal 8 September, maka tiinggal dihitung mundur saja selama 9 bulan. Agustus-Juli-Juni-Mei-April-Maret-Februari-Januari-Desember. Untuk tanggalnya tetap sama di tanggal 8. Jadi pesta Maria dikandung tanpa noda dosa atau yang disebut Maria Imakulata, diperingati pada tanggal 8 Desember.
Maria Dikandung Tanda Noda adalah salah satu dogma Gereja. Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX mengumumkan Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (Ineffabilis Deus), yang menyatakan bahwa Bunda Maria dikandung tanpa noda dosa asal. Pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX mengumumkan Dogma Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (Ineffabilis Deus), yang bunyinya antara lain sebagai berikut:
"Dengan inspirasi Roh Kudus, untuk kemuliaan Allah Tritunggal, untuk penghormatan kepada Bunda Perawan Maria, untuk meninggikan iman Katolik dan kelanjutan agama Katolik, dengan kuasa dari Yesus Kristus Tuhan kita, dan Rasul Petrus dan Paulus, dan dengan kuasa kami sendiri: "Kami menyatakan, mengumumkan dan mendefinisikan bahwa doktrin yang mengajarkan bahwa Bunda Maria yang terberkati, seketika pada saat pertama ia terbentuk sebagai janin, oleh rahmat yang istimewa dan satu-satunya yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Besar, oleh karena jasa-jasa Kristus Penyelamat manusia, dibebaskan dari semua noda dosa asal, adalah doktrin yang dinyatakan oleh Tuhan dan karenanya harus diimani dengan teguh dan terus-menerus oleh semua umat beriman."
Gereja Katolik tidak pernah mengubah, menghapus, atau menambah pengajaran "deposit of faith" yang ada padanya sejak dari Gereja awal, namun hanya menjaga dan mempertahankannya. Perlu kita ingat bahwa Tradisi Suci dan Kitab Suci bagi orang Katolik itu sama pentingnya, karena berasal dari sumber yang sama: Allah sendiri.
Lihat Sosbud Selengkapnya
Hari Raya Tritunggal Mahakudus Bacaan: Kel. 34:4b-6.8-9, 2Kor. 13:11-13; Yoh. 3:16-18 Hari Minggu ini kita merayakan Hari Raya Tritunggal...
UMAT KATOLIK MANYEMBAH ATAU MEMUJI BUNDA MARIA?
Kita sering mendengar banyak orang berkata bahwa umat katolik menyembah Bunda María. Ada juga orang yang mungkin tidak mengerti mengapa umat Katolik berdoa di depan patung atau gambar Perawan Maria. Padahal dalam Kitab Suci sudah sangat jelas ada larangan penyembahan selain kepada Allah Yang Esa.
Dalam tulisan ini, saya ingin memberikan pencerahan atas pertanyaan-pertanyaan atau keraguan tentang kebaktian Katolik kepada Maria. Dan bagi umat Katolik, tulisan ini mengajak agar kita semakin semangat untuk mempendalami iman tentang pentingnya peran Bunda Maria di dalam gereja yang satu dan kudus.
Ada perbedaan antara kata menyembah dan memuji. Menyembah merupakan penghormatan yang khidmat dengan sujud dan memuja; memuji adalah suatu perasaan yang lahir atas kekaguman sehingga memberikan sebuah penghargaan dengan cara memuliakan.
Menyembah dalam bahasa latin “Latría” atau dalam bahasa yunani “λατρεια” (latreia) yang berarti penyembahan atau kultus yang harus diberikan hanya kepada Allah karena Ia adalah Tuhan dari segala ciptaan, sumber kebaikan, kebijaksanaan, belaskasih, dan penyelamat kita.
Menyembah Allah berarti memberikan segala penghormatan serta penyerahan diri secara absolut karena kerendahan kita dihadapan keagungan Tuhan.
Umat Katolik hanya menyembah kepada Allah, ini tertera dalam Kitab Suci sebagai kebenaran iman.
Dalam kitab Keluaran 20: 4-5 berbunyi “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu...”
Umat Katolik tidak menyembah Bunda Maria, kepadanya diberikan pujian yang istimewa sebagai tanda hormat kita kepada sang bunda yang telah melahirkan Penebus dunia. Kultus yang diberikan kepada Maria dikenal dengan “hiperdulía”, ini lebih tinggi dari kultus yang diberikan kepada para Santo atau orang kudus yang disebut “dulia”.
Pujian kepada Maria diberikan karena dia adalah wanita yang dipilih Allah untuk menjadi Bunda Kristus; artinya Maria tidak seperti yang lainnya karena dia menerima berkat dan karunia yang khusus untuk menjadi Bunda dari Allah sendiri.
Coba kita mengenang kembali narasi tentang Maria mengunjungi Elisabet dalam kitab Lukas1: 41-42 “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu”. Dan selanjutnya
Pernyataan Elisabet mengafirmasikan bahwa Maria adalah wanita yang diberkati karena dia dipilih oleh Allah untuk membawa Juruselamat di dalam rahimnya, dan itulah sebabnya kita umat Katolik memanggilnya demikian dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, penghormatan dan pujian yang diberikan umat Katolik kepada Perawan yang Terberkati memiliki dasar alkitabiah yang kuat.
Kepada Maria kita memberikan cinta yang istimewa, meniru teladan hidupnya, menghormatinya dan percaya kepadanya seperti kepercayaan yang diberikan Yesus kepadanya.
Dia adalah makhluk pertama yang sepenuhnya dimuliakan Allah, suatu tanda konkret tentang keselamatan Yesus Kristus dalam kemanusiaan kita. Memuliakan Maria berarti mengakui iman kita dalam penggenapan Paskah Yesus Kristus yang kuat dalam diri kita.
Maria selalu memerhatikan kita, mengasihi kita dengan cinta seorang ibu yang tak ada batas karena Yesus sendiri telah menyerahkan kita kepadanya: Yoh: 19: 26 “ibu inilah anakmu”. Kita pun demikian mengasihi Maria dalam ketaatan kepada Yesus dan kesetiaan kepada Injil: Yoh 19: 27 “inilah ibumu”. Itulah sebabnya dengan penuh percaya diri kita menghadap Maria untuk menyampaikan segala kebutuhan dan percaya dengan perantaraan keibuannya.
Maria Perantara Kepada Kristus
Kita menghormati dan memuliakan Maria karena ia adalah perantara kepada Kristus bagi semua anak yang datang memohon belaskasih Allah. Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa Maria menggantikan posisi Tuhan Yesus sebagai perantara.
Gereja selalu mengajarkan bahwa hanya Kristuslah satu-satunya jalan untuk menuju Bapa, dan hanya melalui Dialah kita didamaikan dengan Allah; ini berarti Yesus adalah satu-satunya mediator Allah dengan Manusia.
Namun ada arti lain dari kata “perantara” yang menjurus pada pemohon bantuan. Contohnya: kita sering kali meminta bantuan para imam atau orang lain agar didoakan.
Dalam konteks ini, mereka pun menjadi perantara namun bukan berarti mengesampingkan peranan Kristus sebagai mediator utama. Jadi dalam hal ini yang ingin disampaikan adalah Maria adalah perantara yang istimewa karena lebih dekat dan bersatu dengan Sabda inkarnasi dan sekaligus menjadi Ibunya.
Kita bisa melihat contoh peran mediasi Maria yang meminta bantuan kepada Yesus dalam narasi Kitab Suci tentang pernikahan di Kana Galilea, injil Yoh 2: 1-11. Intervensi Bunda Maria dalam mukjizat pertama Putranya bukanlah suatu kebetulan. Narasi pernikahan di Kana menyoroti peran kooperatif Maria dalam misi Tuhan Yesus.
Jadi doa dan pujian yang diberikan kepada Bunda Maria bukanlah bentuk penyembahan, melainkan penghormatan dan cinta sebagai Bunda Allah. Tidak diragukan lagi bahwa dia adalah wanita yang paling diberkati dan suci, dan karena alasan itu, Maria pantas untuk dicintai, dihormati, dan diteladani.
Seringkali juga ada suara-suara dari non Katolik mengatakan bahwa kita menyembah Maria ketika melihat kita mempersembahkan bunga, memberi lilin, dan mendupai patung atau gambar Bunda Maria.
Persembahan tersebut sekali lagi bukanlah bentuk penyembahan. Umat katolik tidak menyembah Patung ataupun gambar; sudah sangat jelas tertera dalam kitab Keluaran 20: 4-5.
Kalau kita melihat narasi kitab Bilangan 21:8 “Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup”.
Allah menyuruh Musa membuat patung sebagai simbol keselamatan dari kematian akibat gigitan ular, namun bukan sumber keselamatan atau keselamatan itu sendiri. Karena sesungguhnya keselamatan itu hanya ada pada Yesus Kristus.
Begitu pula dengan patung atau gambar Bunda Maria ataupun para santo, bukan untuk disembah melainkan untuk merangsang iman dan kepercayaan kita. Karena di balik patung atau gambar ada sosok yang menjadi panutan dalam hidup yang telah memberikan kesaksian hidup tentang iman dan kepercayaannya kepada Allah.
Ungkapan Iman Tidak Dibatasi Mata
Perlu diklarifikasi, ketika seorang Katolik berdoa dan di depannya ada sebuah gambar, ia tidak pernah berpikir untuk memohon pada gambar tersebut. Sekali lagi pada gambar tidak; pikiran kita tertuju pada orang yang berada di balik gambar itu.
Kita tidak pernah percaya atau mengajarkan bahwa gambar bisa berbicara, bisa melihat, ataupun berjalan. Bagi kita semuanya itu hanyalah representasi dari Yesus, Maria atau seorang santo santa.
Dan jika kita mencium, memberikan bunga, atau memberi lilin, mendupai, itu hanyalah suatu bentuk untuk mengekspresikan kasih kepada dia yang berada di balik gambar tersebut.
Ini juga sering terjadi dalam kehidupan kita. Jika kita melihat orang yang kita kasihi dalam sebuah foto, kita langsung mengenang sosok dalam foto tersebut, ada sebuah perasaan yang tersirat saat itu, bukan fotonya.
Jadi sekali lagi, gambar atau patung kudus hanyalah sebuah representasi, karena ungkapan iman tidak dibatasi dengan dipandang mata, melainkan lebih jauh dari itu.
Dengan ini saya akhiri, Katekismus Gereja Katolik menjelaskan bahwa ini adalah ibadah yang sama sekali berbeda dari penyembahan: no. 971.
"Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Luk 1:48). "Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam inti ibadat Kristen" (MC 56). "Tepatlah bahwa ia dihormati oleh Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan dihormati dengan gelar 'Bunda Allah'; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya... Kebaktian Umat Allah terhadap Maria... meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya" (LG 66). Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk Bunda Allah (Bdk. SC 103). Dan dalam doa marian - seperti doa rosario, yang merupakan "ringkasan seluruh Injil" (Bdk. MC 42)..”.
Ave Maria. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria memberkati. ( Patrisius Frans Maria Bora. OSM)